Sponsor

hidup seseorang pasti berbeda dengan orang lain, mempunyai cerita masing-masing, dalam perjalannan hidupnya mempunyai suka dika yang berbeda pula, begitu juga dengan kisah cintanya, seperti beberapa kisah cinta terkenal yaitu cinta tak sampai, cinta tak cirestui, cinta setengah hati dan lain sebagainya. Namun sekarang saya mau hadirkan satu kisah lewat puisi, yaitu kisah cinta yang berjudul "Cinta Kadaluarsa".

"Cinta Kadaluarsa" seperti judulnya cerita ini berawal manis seperti kisah-kisah cinta yang lain, bahagia bersama, berduka bersama, berjalan bersama, menyelesaikan masalah bersama, dan bermimpi bersama. Tapi sebagai manusia yang diciptakan tidak sempurna, memiliki rasa tidak puas yang selalu menginginkan hal yang lebih, kebersamaan itu mulai hilang tumbuh menjadi rasa jenuh dan ego yang menjadi pada diri masing-masing, pertengkaran mulai terjadi.

itu yang namanya kekadaluarsaan cinta, setuju bukan kalau cinta pasti ada kadaluarsanya, namun itu juga tergantung bagaimana cara pasanagn menyikapinya. Setiap langkah yang dicapai berpengaruh pada apa yang akan terjadi kedepanya, kisah cintanya akan berlanjut atau putus ditengah jalan. Langsung saja yuk kita baca satu puisi karya saya di bawah sana, semoga akan menyentuh hati para pembaca, selamat membaca.

Disaat satu mata mulai membuka
Penyanyi kecil berkicaw didedahanan
Dan berlian kecil bertengger diresumputan
Saat itulah percikan api mulai tercipta

Tirai-tirai putih bercahaya
Hamparan tikar hijau dibawahnya
Tertiup angin kesejukan
Saat itulah percikan api mulai berkobar
Membakar ranting-ranting cinta yang kering
Diantara satu pasang manusia
Yang bermimpi menuju surga

Api cinta itu semakin membara
Menghangatkan dinginnya suasana
Berteman dengan kilau purnama
Dikelilingi lampu kica-kica

Bagai putri dan raja
Disembah berjuta cinta
Menghitung bintang-bintang
Kerjaan yang membosankan

Tak hayal
Makhluk kecil bernama jenuh
Tanpa ada yang menyuruh
Hendak memisahkan dua tubuh

Percikan pagi pun tak lagi ada
Entah mengapa
Mungkin, tirai-tirai putih teracuni virus jenuh
Makhluk kecil itu menghitamkannya
Membawa sejuta air mata

Tumpahlah akhirnya
Sejuta air mata itu mulai menghujani
Hanguskan percikan kecil
Menghapus sejuta mimpi berdua
Terbawa hanyut bersama cerita

Ranting-ranting lapuk
Berbuah ribuan amarah
Mengoda dua insan
Insan yang lapar perubahan

Tirai-tirai semakin hitam
Tak ada lagi obat untuk penyakit akut ini
Gelap, tak ada lagi kilau purnama
Membuat satu pasang manusia ini tersesat memisah

Semua kisah terendam air mata
Dibumbui jenuh dan amarah
Tak lagi mempesona
Hingga busuk kadaluarsa

semoga puisi diatas bermanpaat untuk para pembaca, mohon maaf atas kekurangannya. Baca juga puisi lainya ya, terimakasih sebelumnya :)
 
Top